Laman

Minggu, 25 Desember 2011

CERPEN Secuil Cerita Abu-Abu “Di Malam Tahun Baru”


CERPEN

                                                          Secuil Cerita Abu-Abu
                                       “Di Malam Tahun Baru”
                        Oleh : Ahmad Zaini

Diantara kesunyian. Aku termangu dalam jejak silam. Kenangan abu-abu yang mungkin kan menjadi secuil cerita dari perjalanan yang panjang. Cerita kelak yang tetap indah meski telah usang dimakan zaman. Cerita klasik untuk masa depan.
Aku tertegun dalam lamunan. File dimalam tahun baru 2010 membuka dari ingatan.
“ Sangat lucu, tapi sedikit bandel. begitulah kiranya gambaran masa SLTA ku”. gumamku dalam hati.
Malam yang begitu cerah. Gumintang-gumintang bertabur dalam hamparan hitam. Begitu pun bulan, senyumnya yang sangat lebar dan menawan. Malam yang tak seperti pada umumnya. Dimana biasanya dimalam tahun baru, yakni bulan januari, hampir tiap hari bumi menangis dengan tersedu-sedu. Tapi malam ini tidak.
Setelah Senja dalam peraduanya, hari mulai menutup berganti malam, matahari terganti bulan. disudut sekolah mungil yang bercat hijau kuning, MA NU Mawaqi’ul Ulum, aku bersama semua teman kelas XII telah mengumpul di bawah bulan dan para bintang. acara istighosah yang rutin dilakukan setiap  hari malam jum’at sebagai salah satu ikhtiar untuk menghadapi UN yang biasanya start sekitar pukul 20.00 lebih, kali ini di malam pergantian tahun start lebih awal, yakni pukul 19.00 tepat.
Tepat pukul 19.00, acara dimulai. hampir semua siswa hadir pada acara malam ini. pertama, dibuka dengan salam pak kyai, kemudian berlanjut tahlil, membaca basmalah 1000 kali, terakhir ditutup dengan do’a.
Hampir 2 jam telah berlalu. Prosesi acara telah selesai. Pak kyai dan para siswa masih berkumpul di halaman sekolah. Sedikit hidangan kami sajikan yang telah dari tadi sore sepulang les kami persiapkan. Hidangan yang sederhana, kacang, ketela goreng, nasi bersama lauk ikan nila. Minumanya pun juga sederhana, tuk para kyai wedang jahe manis dan hemaviton, sedang tuk para siswa es teh.
Pukul sembilan lebih. Aku dan sebagian siswa tadi sore sewaktu persiapkan hidangan telah berencana tuk pergi ziarah ke menara kudus kemudian berlanjut ke alun-alun tuk menghabiskan malam pergantian tahun. Salah satu dari teman kami, mahmud namanya, mencoba minta izin pada pak guru.
“pak, aku dan sebagian teman minta izin mau pergi ziarah menara Kudus?” pinta izin mahmud  dengan nada sopan dan halus.
“siapa saja?” jawab pak guru.
“aku, fatkhi, ifa, evi, kayati, shobirin, nadhifah, nafisah, dan zaini”. sebut mahmud.
“jangan kalau ada perempuanya, tidak boleh!” tolak pak guru sangat jelas.
“ ya sudah, makasih pak.”
“assalamu’alaikum,,,” lanjut mahmud.
“wa’alaikum salam,,,”.
kemudian mahmud berjalan menuju tempat kami.
“tidak boleh ziarah, kalau ada ceweknya”. mahmud menjelaskan.
“tidak boleh?” balik tanya kayati.
“ya, tidak boleh.”
“waduh,,, gimana ini?”
“kalau nunggu para kyai dan pak guru tidur gimana?” usul ifa.
“wah,,, mesti lama ini. pak guru dan pak kyai kan tidurnya hampir tengah malam. keburu ketinggalan kembang api.” jawab nadhifah
“kalau lewat pintu samping bagaimana?” ide kayati.
“terus motornya gimana? kan motornya disini. gerbang ditutup kan?” balik tanya evi.
“ ya sudah,,, nanti kita lihat kesempatan saja. kalau nggak jadi ya nggak apa-apa.” kataku.
aku dan teman-temanku yang berencana pergi masih berkumpul di sudut tangga sekolah. masih berusaha cari jalan keluar tuk pergi.
pukul setengah sepuluh, para kyai, pak guru, dan 2 siswa kelas sepuluh masih bincang-bincang didekat gerbang sekolah. tampak mereka masih segar dan belum terlihat ngantuk sedikit pun. tampaknya, mereka benar-benar melarang kami tuk pergi. masalahnya sepele, kalau ada ceweknya tidak boleh, padahal kita sudah janjian tuk pergi bersama.
“waduh,,, sudah hampir jam sepuluh. kalau ketinggalan kembang api gimana?” cemas ifa sambil melihat jam di Hp-nya.
“wah,,, sudah hampir ini.” jawab kayati.
kemudian kami terdiam. otak kami menjelajah masing-masing mencari jalan keluarnya.
“kalau begini gimana? kita minta bantuan siswa kelas sepuluh yang ikut menjaga gerbang. suruh mereka akting bersepeda. kemudian silih berganti kalian bonceng mereka keluar gerbang dengan nemplok ke punggung mereka dan tutupi dengan sarung kepala kalian. kamu ya ifa, rayu mereka supaya mau, mereka kan ngefans sama kamu?hehehe” papar ideku.
“hayah,,, ngeledekin?” jawab malu ifa.
“nggak,,, nggak,,,kita kan cuma bercanda! just kiding fa!” sahut serentak semua.
“terus aku, mahmud, fatkhi dan shobirin minta izin keluar mencari makan. gimana?” tambah papar ideku.
“yah,,, oke.” jawab serentak.
ideku pun dipraktekan. satu langkah demi langkah kaki ifa menuju 2 siswa kelas sepuluh yang berada di gerbang. pertama, dia seakan-akan lagi butuh bantuan mereka. so, para kyai dan pak guru menanggapinya biasa saja. jempol tuk akting yang perfect.
“dek, bisa bantu?” pinta ifa.
“memang ada apa mbak?” jawab salah satu dari dua siswa kelas sepuluh.
“kesini lho,,, air kran WC tak bisa mengalir.”
“oh ya mbak,,,”
kemudian mereka bertiga menuju ke WC.
“dek, aku bisa minta bantuan lagi?” pinta ifa.
“bantuan apa lagi mbak?” jawab Udin, salah satu dari siswa kelas sepuluh.
“yang ini lebih penting! yang tadi nggak jadi. aku minta tolong bantuan kalian, salah satu dari kalian bawa sepeda dan silih berganti boncengin kami keluar dari gerbang sekolah, dan dek hendri kamu disini dulu, aku pinjam sarungnya ya,,, biar yang keluar sama Udin dianggap kamu .” papar ifa.
“emang pada mau kemana mbak?” malah tanya hendri, teman Udin.
“mau pada ziarah ke Menara.” jawab ifa.
“kalau begitu baiklah.”
kemudian mereka beraksi. persis seperti apa yang telah aku idekan. alhasil, lumayan lancar dan sukses. meski memakan waktu yang lumayan lama, karena dikasih jeda setiap setelah 1 orang, agar tidak terlalu curiga. ternyata benar, para kyai dan pak guru tak curiga, meskipun mereka tampaknya ada sesuatu, mereka melihat terus.
pukul 22.35 kami semua telah berhasil keluar gerbang dengan sukses, kemudian kami langsung bergegas mengendarai motor kami, ada 5 motor, berboncengan, salah satu sendirian.
di perjalanan, angin malam begitu dingin, tapi fresh. jalan lumayan lengang, mungkin karena sudah malam. kami menghabiskan perjalanan dengan canda tawa, kadang juga balap-balapan. begitulah jiwa abu-abu.
pukul 23.00 kurang lima menit, kami telah sampai di menara Kudus. motor kami pun diparkirkan. kemudian kami langsung ke tempat wudhu. setelah satu per satu wudhu, dan berganti menunggu, akhirnya semua selesai juga. dan berlanjut kami masuk ke pemakaman. lumayan remang-remang di perjalanan menuju makam, tampak makam-makam berjajar rapi. juga terlihat beberapa orang mengaji di depan makam. makam siapa aku tak mengerti, karena tulisannya tak begitu kelihat.
sampai di makam sunan Kudus, terang lampunya. begitu ramai, disetiap sudut ada orang mengaji. sejalan suara ayat-ayat Al-Qur’an atau Tahlil begitu keras tapi tetap enak di dengar. lumayan membuatku merinding, diantara hingar bingar manusia dan kendaraan yang sedang tertidur, di makam sunan Kudus ini terdengar jelas ayat-ayat Al-Qur’an dan tahlil disenandungkan dengan apiknya.
25 menit telah cukup bagi kami tuk berziarah. kemudian kami keluar dan menuju alun-alun, dimana pusat kota, acara pergantian tahun dirayakan.
10 menit, kami sampai di alun-alun.terlihat banyak sekali insan muda-mudi yang bertebar disana, ramai sekali. tampak juga beberapa polisi yang menertibkan jalan. tak lupa kami pun beli trompet.
menuju pukul 24.00, puncak acara kembang api, dalam hitungan detik mundur.
“sepuluh, sembilan, delapan, tujuh, enam, lima, empat, tiga, dua, satu.” teriak hampir semua yang ada disitu.
“dwor,,, dwor,,, dwor,,,” bunyi kembang api beberapa kali.
“tot,,, tot,,, tot,,,” disusul bunyi trompet serentak berkali-kali.
malam yang sangat indah, kembang api berhias di langit hitam. meskipun hanya beberapa menit saja.
setelah selesai, semua insan yang di alun-alun berganti melakukan konvoi. ramai sekali, sesekali terdengar teriak suara polisi yang sangat kesal. 10 menit sudah, semua acara telah rampung. kami pun pulang kembali ke sekolah.
dalam perjalanan, tepatnya disimpang lima Tanjung kami berhenti. disudut sini, ternyata lumayan ramai, meskipun tak seramai di alun-alun. bunyi trompet masih berlanjut.
“tot,,, tot,,, tot,,,” serentak bunyi trompet sejalan.
dan kami pun membalas.
“tot.. tot,,, tot,,,” serentak bunyi trompet yang kami tiup. begitu seterusnya.
setelah hampir setengah jam disini, kami pun melanjutkan perjalanan menuju sekolahan. angin makin saja terasa dingin, bahkan sampai menusuk-nusuk kulitku. masih saja bunyi trompet dari kami berlanjut di perjalanan, tapi kali ini berganti-ganti, tak secara serentak.
pukul 02.00 lebih, kami hampir sampai disekolah. 100 meter dari sekolahan. kami pun berhenti. menonaktifkan mesin motor kami. salah satu dari kami, yakni kayati mengintip keadaan di gerbang sekolah. kemudian dia kembali pada kami.
“aman,,, tak ada orang,,, sudah pada tidur,,,” bisik kayati lumayan keras pada kami.
kemudian kayati mengawali langkah lagi. dialah sopirnya. langkah kami sangat lembut, jangan sampai para kyai atau pun guru mendengar suara langkah kami.
sampai di gerbang, masih aman. tampaknya kami benar-benar professional. setelah sampai di parkir halaman sekolah. kami kembali menuju sarang masing-masing, cowok ke ruang tidur cowok, begitu juga sebaliknya.
malam ini sangat indah. acaranya pun sukses tak meninggalkan masalah berlanjut.

NB: jangan meniru adegan ini! hanya untuk kalangan professional. hehehe




Tidak ada komentar:

Posting Komentar