Laman

Rabu, 02 November 2011

lingkungan bisnis


LINGKUNGAN BISNIS
I.     PENDAHULUAN
            Keberhasilansuatu perusahaan sebagian tergantung pada  lingkungannya. Walaupun manajer suatu perusahaan tidak dapat mengendalikan lingkungan, tetapi mereka cenderung membuat keputusan bisnis yang menguntungkan lingkungan. Untuk melaksanakan ini perlu dimengerti bagaimana lingkungan bisnis mempengaruhi perusahaan.  Perusahaan mudah terpengaruh oleh 3 (tiga) bagian yang berbeda dari lingkungan bisnis, yaitu :
1.         Lingkungan Ekonomi
2.         Lingkingan Industri
3.         Lingkungan Global

II.  PEMBAHASAN
A.  Lingkungan Bisnis
1.    Pengertian lingkungan bisnis
     Lingkungan bisnis adalah keseluruhan hal-hal mengenai keadaan eksternal yang berpengaruh terhadap perusahaan. Bisnis mempunyai sifat hubungan yang terbuka terhadap lingkungan atau saling mempengaruhi, antara lingkungan dan bisnis. Hubungan tersebut terjadi dikarenakan sangat kompleks yang berarti sulit untuk ditelusuri hubunganya itu. Dinamis yang berarti selalu berubah-ubah. Saling bergantung artinya saling mempengaruhi satu sama lainya untuk saling membutuhkan. Dalam satu kesatuan artinya merupakan hubungan yang tidak dapat dihindarkan.[1]
2.    Macam lingkungan bisnis
lingkungan bisnis dikelompokan menjadi dua,yaitu
a.    lingkungan yang berpengaruh langsung terdiri dari: konsumen, suplier (penyedia bahan baku), pesaing (competitors), labor union (organisasi pekerja), media, institusi keuangan, group pemerhati khusus (special interst group), pemerintah (goverment). Dari delapan lingkungan tersebut disebut juga sebagai lingkungan mikro atau eksternal stakeholder.
b.    Lingkungan yang berpengaruh tidak langsung (J. Stoner,1995) terdiri dari:
1.        Lingkungan ekonomi: kondisi ekonomi yang terjadi dan yang akan terjadi, seperti: inflasi, krisis ekonomi.
2.        Lingkungan politik: kondisi dalam sikap  para pemimipin dan para wakil rakyat pembuat peraturan perundangan.
3.        Lingkungan sosial dan budaya: kondisi  dari sikap, keinginan, pengharapan, pendidikan, adat istiadat, agama, dan hal-hal lain dari masyarakat.
4.        Lingkungan teknologi: kondisi dari perkembangan pengetahuan yang dimiliki manusia mengenai cara-cara melakukan sesuatu.
5.        Lingkungan alam: kondisi tersedianya bahan-bahan dari alam untuk input produksi.
6.        Lingkungan hukum: kondisi adanya peraturan perundangan yang berisi larangan-larangan, syarat-syarat hukum untuk suatu tindakan.
7.        Lingkungan etika: kumpulan mengenai norma-norma praktis tentang kelakuan pribadi yang diterima oleh masyarakat umum.
8.        Lingkungan internasional: segala kondisi yang ada di luar wilayah negara.
     Dari lingkungan tersebut, muncul istilah, stockholder: pemegang saham atau pemilik. Stakeholder: individu atau group baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalam organisasi untuk mencari laba. Internal stakeholder: individu atau groep yang langsung berinteraksi dengan kegiatan bisnis, yang terdiri dari pekerja, pemilik dan manajemen serta pimpinan. Eksternal stakeholders: individu atau group dalam organisasi dari lingkungan eksternal yang berpengaruh dalam aktivitas bisnis yang terdiri dari konsumen, supplier, group pemerhati, media, organisasi pekerja dan sebagainya.[2]

B.   Lingkungan Ekonomi
     Kondisi ekonomi memberikan pengaruh kinerja bisnis meliputi tingkat produksi dan konsumsi negara atau industri. Kondisi ekonomi mikro lebih difokuskan pada bisnis atau industri yang menjadi perhatian. Faktor ekonomi makro yang mempengaruhi kinerja bisnis.

1.         Pertumbuhan ekonomi
  Adalah suatu faktor kritis ekonomi makro yang mempengaruhi kinerja bisnis atau perubahan dalam tingkat umum dari aktifitas ekonomi.Indikator pertumbuhan ekonomi terdapat dua ukuran  umum untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat total produksi dari barang dan jasa dalam ekonomi dan jumlah total pengeluaran atau disebut juga agregat pengeluaran.[3] Tingkat total produksi tergantung pada total permintaan barang dan jasa.Indikator alternatif pertumbuan ekonomi adalah tingkat pengangguran. Empat tipe pengangguran sebagai berikut.
a.         Pengangguran karena friksi (pengangguran natural), mewakili orang yang menganggur karena menunggu pekerjaan yang lainya. Misalnya, seseorang yang mempunyai keterampilan yang sangat dibutuhkan pasar mungkin berhenti kerja karena ingin menemukan yang baru karena ia percaya akan mendapatkan pekerjaan baru tidak lama lagi.
b.         Pengangguran musiman, mewakili orang yang jasanya  tidak diperlukan dalam beberapa musim. Misalnya, instruktur ski mungkin menganggur di musim panas.
c.         Pengangguran siklis, mewakili orang yang menganggur karena kondisi ekonomi buruk. Apabila tingkat aktivitas ekonomi turun, permintaan untuk barang dan jasa juga turun, sehingga mengurangi kebutuhan akan pekerja. Misalnya, suatu perusahaan akan memberhentikan buruh pabrik apabila permintaan produk menurun.
d.        Pengangguran struktural, mewakili orang ang menganggur karena memang tidak mempunyai keterampilan cukup. Misalnya, orang yang terbatas pendidikanya mungkin saja menjadi bagian dari pengangguran struktural.Dari keempat jenis pengangguran, tingkat pengangguran siklis mungkin sebagai indikator terbaik dari kondisi ekonomi. Apabila pertumbuhan ekonomi tumbuh, bisnis akan memperkerjakan orang lebih banyak hingga pengangguran menurun.[4]  Begitu juga sebaliknya.
2.         Inflasi
  Adalah peningkatan tingkat harga umum dari barang dan jasa dalam periode waktu tertentu. Inflasi dapat mempengaruhi biaya operasi perusahaan yang menghasilkan produk karena naiknya biaya barang pasokan dan bahan baku.[5] Tingkat inflasi yang lebih tinggi akan mengakibatkan lebih tingginya biaya operasi perusahaan. Penerimaan perusahaan mungkin juga tinggi selama periode inflasi tinggi karena banyak perusahaan membebankan kepada harga yang lebih tinggi sebagai kompensasi biaya mereka yang lebih tinggi pula.[6]
Tipe-tipe inflasi ada 2 macam:
a.         Cost-push inflation (inflasi biaya dorong). Situasi apabila produk diberi harga tinggi karena biaya yang dialami perusahaan juga lebih besar.
b.         Demand-pull inflation (inflasi biaya tarik). Suatu situasi dimana apabila harga barang dan jasa tertarik karena permintaan konsumen yang kuat.
3.         Tingkat suku bunga
  Tingkat suku bunga di pasar dapat mempengaruhi pengeluaran biaya bunga perusahaan karena bunga pinjaman yang diminta oleh bank komersial atau kreditor lain untuk perusahaan adalah berdasarkan tingkat suku bunga pasar.[7]
C.  Faktor yang mempengaruhi harga pasar
1.      Pendapatan konsumen
  Pendapatan konsumen menentukan jumlah barang dan jasa yang dibeli oleh individu. Apabila pendapatan konsumen naik, mereka mungkin minta kualitas yang lebih dari barang atau jasa tertentu. Sehingga mengakibatkan harga barang menjadi tinggi, Begitu juga sebaliknya.
2.      Preferensi konsumen
  Harga pasar juga dipengaruhi oleh preferensi (selera) konsumen. Apabila preferensi konsumen terhadap suatu produk berubah, maka kualitas permintaan produk tersebut juga akan berubah.
3.      Biaya produksi
  Ketika perusahaan mengalami biaya lebih rendah, mereka bersedia menawarkan (memproduksi) lebih untuk harga tertentu. Ketika biaya perusahaan naik, maka akibat sebaliknya akan terjadi.
D.  Pengaruh kebijakan moneter dan fiskal
1.    Kebijakan moneter
Adalah keputusan pada tingkat persediaan uang di dalam suatu negara. Contoh persediaan uang Amerika dikendalikan oleh Federal Reserve System, bank sentral Amerika. The Fed menentukan kebijakan moneter, yang mewakili keputusan pada tingkat persediaan uang di Amerika. Hal ini akan mempengaruhi tingkat suku bunga, yang mungkin mempengaruhi permintaan produk perusahaan (jika pembelian kadang dibayar dengan dana pinjaman). Dengan mempengaruhi tingkat suku bunga, kebijakan moneter juga mempengaruhi biaya bunga yang ditanggung perusahaan.
2.    Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal mewakili keputusan bagaimana pemerintah suatu negara seharusnya menentukan serangkaian tingkat pajak dan membelanjakan uangnya. Keputusan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan dengan demikian dapat mempengaruhi permintaan barang atau jasa perusahaan.
Adapun kebijakan tersebut adalah:
a.    Revisi dari tingkat pajak pendapatan pribadi.
Kebijakan fiskal yang menaikan atau menurunkan pajak pendapatan pribadi akan mempengaruhi jumlah pendapatan individu setelah pajak. Kebijakan ini akan memberikan kepada orang pendapatan setelah pajak yang lebih tinggi, yang akan mendorong mereka untuk lebih membelanjakan uangnya.
b.    Revisi atas pajak korporasi
Kebijakan fiskal juga mempengaruhi pendapatan setelah pajak perusahaan secara langsung. Apabila pajak turun, maka pendapatan setelah pajak akan lebih tinggi. Begitu juga dengan sebaliknya.
c.    Revisi dalam pajak cukai
Pajak cukai adalah pajak yang diterapkan oleh pemerintah pada produk tertentu. Pajak ini menaikan biaya produksi produk tersebut. Sebagai konsekuensinya manufaktur cenderung membebankan pajak ini ke dalam harga yang mereka kenakan pada produk. Jadi konsumen secara tidak langsung terbebani pajak.[8]Cukai biasa diterapkan pada berbagai produk termasuk alkohol dan tembakau.[9]
d.    Revisi dalam defisit anggaran belanja
Adalah situasi ketika jumlah pengeluaran pemerintah federal melebihi jumlah penerimaan pajak dan penerimaan lain yang diterima oleh pemerintah. Untuk menutupi kekurangan tersebut, pemerintah perlu meminjam tambahan dan hal ini akan menciptakan permintaan tinggi terhadap dana yang bisa dipinjamkan, yang akan mengakibatkan tingkat suku bunga tinggi.[10]
E.   Lingkungan industri
Selain dipengaruhi kondisi ekonomi makro, perusahaan juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi mikro dan keadaan industri masing-masing.
Hasil perusahaan sangat tergantung pada karakteristik industri sebagai berikut:
1.         Permintaan industri
Dalam kurun waktu tertentu, suatu industri dapat berhasil lebih baik dari yang lainya disebabkan tingginya permintaan keseluruhan dari produk-produk dalam industri (permintaan industri). Permintaan industri dapat berubah mendadak, maka para manajer perusahaan terus memantaunya. Hal itu dapat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan atau preferensi konsumen. Seperti halnya meningkatnya permintaan industri menguntungkan bagi perusahaan dalam industri, maka menurunnya permintaan industri berakibat merugikan perusahaan.
2.         Persaingan industri
Setiap industri terdiri dari berbagai perusahaan yang bersaing satu sama lain untuk para konsumen yang menginginkan produknya. Tingkat persaingan berbeda untuk setiap industri. Ketika perusahaan menjadi bagian dari industri yang kurang bersaing, perusahaan itu akan lebih menguntungkan karena alasan-alasan berikut. Penjualan perusahaan dibandingkan pasar keseluruhan (disebut pangsa pasar) normalnya lebih tinggi jika menghadapi persaingan sedikit. Perusahaan dapat memasang harga tinggi, tanpa kehilangan konsumen.[11] Keseluruhan penghasilan (total revenue) tergantung pada jumlah terjual (quantity) yang terjual dan harga per unit (price).
                             Penghasilan     =jumlah unit terjual x harga
                             Revenue          = Q X P.[12]
 Perusahaan yang menghadapi persaingan sedikit menjual dalam jumlah yang besar pada harga tinggi sehingga menghasilkan tingkat penghasilan yang tinggi. Tingkat persaingan yang tinggi mempunyai akibat yang sebaliknya.
3.         Lingkungan tenaga kerja
Memahami lingkungan kerja dalam industri dapat menolong manajer perusahaan mengestimasi biaya tenaga kerja yang terjadi.
4.         Lingkungan peraturan
Pemerintah menegakkan peraturan lingkungan, dapat melarang perusahaan beroperasi di suatu lokasi atau berkecimpung dalam bisnis tertentu. Semua industri terkena beberapa peraturan pemerintah. Seorang pengusaha yang bermaksud memasuki industri manapun harus mengetahui segala peraturan yang dikenakan pada industri tersebut.
F.   Lingkungan Global
Banyak perusahaan besar menggunakan kesempatan untuk memperluas bisnis di negara asing. Jumlah bisnis internasional bertambah akibat dihapuskanya berbagai halangan internasional. Lingkungan global dapat mempengaruhi nilai suatu bisnis, akan diuraikan terlebih dahulu globaliasi dan jenis global.[13]
1.          Pengertian globalisasi
Globalisasi merupakan suatu proses yang mana ekonomi dunia menjadi sistem dalam satu rangkaian ketergantungan (Griffin,1999).
Ciri global ekonomi, menurut Paul Krugman terjadi aktivitas: perdagangan internasional atas barang, pengguna jasa secara internasional, pertukaran tenaga kerja internasional, aliran uang internasional, aliran informasi internasional.
Dalam global ekonomi terjadi kondisi persaingan global antar negara dan antar pelaku bisnis yang secara bertahap terjadi persaingan menuju pada keunggulan tertentu.
Tahap 1: Absolute advantage: kemampuan negara untuk membuat sesuatu yang lebih murah dari pada beberapa negara lain.
Tahap 2: Comperative advantage: kemampuan negara dalam menghasilkan beberapa produk lebih baik dari yang lain.
Tahap 3: Competitive advantage: kemampuan negara dalam memenangkan persaingan dengan negara lain.
Persaingan global terjadi secara bertahap, dan era sekarang ini sudah competitive advantage.[14]
2.         Jenis bisnis global
Bisnis global yang memiliki lingkup internasional memiliki berbagai model sebagai berikut:
a.    Bisnis Eksportir atau Importir
        Eksportir adalah perusahaan yang mendistribusikan dan menjual barangnya pada lebih dari           satu negara. Importir adalah perusahaan yang membeli produk pada pasar internasional dan untuk dijual     atau digunakan di dalam negeri.
b.    International firm
        Perusahaan yang memimipin bagian penting dari suatu bisnis di berbagai negara, walaupun hanya diproduksi di negara induk.
c.    Multinational Firm
        Perusahaan yang desainya, produksi dan pasar barangnya di berbagai negara.
d.   International Organizational structure.
        Independent Agent adalah Individual atau organisasi luar negeri yang menyepakati dengan baik keterkaitan impor.
Licenisng adalah penetapan dalam suatu perusahaan memilih individu atau organisasi luar negeri untuk membuat atau memasarkan produknya di luar negeri.
Royalty adalah pembayaran untuk membuat sebagian besar dari lisensi dalam penghasilan untuk hak dari pasar barang perusahaan lisensi.
Branc Office adalah kantor di luar negeri dipergunakan untuk perusahaan multinasional atau internasional memasarkan dan menjual barangnya.
Strategic Aliance atau joint venture adalah penetapan dari perusahaan untuk mendapatkan partner usaha di luar negeri dengan kontribusi jumlah yang imbang dari sumber-sumber dan pemodalan untuk bisnis baru di negara partner. [15]
3.         Cara menjalankan Bisnis Internasional
a.    Import
Import adalah pembelian barang atau jasa asing. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat import adalah peraturan perdagangan, tarif pajak yang dikenakan pada produk impor, kuota jumlah produk tertentu yang dapat diimport.
b.    Ekspor
Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang berdomosili di negara lain.
c.    Investasi asing langsung
Banyak perusahaan berkecimpung dalam investasi asing langsung (direct foreign investment-FDI), sebagai alat mendapatkan atau untuk membangun anak perusahaan pada satu atau lebih negara asing. Meskipun investasi asing sering kali cukup layak dijalankan, perusahaan hendaknya terlebih dahulu melaksanakan analisis seksama dari segi biaya dan manfaatnya.
d.   Aliansi strategis
Merupakan kesepakatan bisnis untuk mencapai kepentingan terbaik dari perusahaan yang terlibat. Usaha patungan terjadi ketika kesepakatan antara dua perusahaan mengenai proyek tertentu. Suatu alternatif dari usaha patungan melibatkan partisipasi memproduksi produk. Kesepakatan lisensi internasional dimana perusahaan mengizinkan perusahaan  asing (pemegang lisensi) untuk memproduksi produk sesuai instruksi spesifikasi tertentu.[16]
G.  Faktor yang mempengaruhi bisnis Internasional
1.    Budaya
Sebuah perusahaan harus mempelajari budaya negara asing sebelum berkecimpung dalam bisnis internasional. Keputusan buruk dihasilkan dari penilaian yang tidak tepat mengenai selera, kebiasaan dan adat istiadat suatu negara. Bisnis itu dapat mengalami kegagalan jika penduduk negara tidak memiliki keinginan terhadap produk yang di pasarkan.
2.    Sistem ekonomi
Perusahaan harus mengenali jenis sistem ekonomi yang digunakan di negara di mana perusahaan mempertimbangkan untuk melakukan bisnis. Sistem ekonomi negara mencerminkan derajat kepemilikan dan campur tangan pemerintah.
3.    Kondisi ekonomi
Untuk memperkirakan permintaan produknya, perusahaan berupaya meramalkan kondisi ekonomi negara asing. Hasil perusahaan di negara asing bergantung pada pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
4.    Pertumbuhan ekonomi
Faktor utama yang mempengaruhi keputusan banyak perusahaan untuk memperluas bisnis pada negara asing tertentu adalah harapan pertumbuhan ekonomi yang akan berpengaruh pada permintaan potensial akan produknya. Jika perusahaan menaksir terlalu tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara, maka secara normal menaksir terlalu tinggi pula permintaan produknya.
5.    Inflasi
Bagi perusahaan yang memiliki fasilitas produksi di negara asing, biaya produksi akan dipengaruhi oleh inflasi. Contohnya, inflasi di beberapa negara Amerika Latin melebihi 100% setiap tahun, berarti harga dan upah menjadi dua kali lipat dalam satu tahun. Beberapa perusahaan mendirikan fasilitas untuk memproduksi produk dengan harga rendah, tetapi biaya produksi menjadi lebih tinggi dari yang diperkirakan.
6.    Nilai tukar
Nilai tukar antara dolar AS dan mata uang apapun berfluktuasi sepanjang waktu. Konsekuensinya, jumlah dolar AS yang dibutuhkan sebuah perusahaan AS untuk membeli pasokan asing dapat berubah walaupun harga sebenarnya dari produk pasokanya tetap. Ketika dolar melemah, sedangkan membutuhkan lebih banyak dolar untuk memberi sejumlah harga produk pasokan asing. Fluktuasi nilai tukar juga dapat mempengaruhi permintaan akan produk perusahaan AS sebab mereka mempengaruhi harga sebenarnya yang dibayar oleh konsumen asing (bahkan jika harga dalam dolar tetap).
7.    Risiko politik
Risiko politik mewakili yang diakibatkan tindakan politik suatu negara yang dapat merugikan sebuah bisnis. Salah satu bentuk risiko politik misalnya, pemerintah asing mengambil-alih anak perusahaan  tanpa memberikan kompensasi apa pun. Bentuk risiko politik yang lebih umum adalah jika pemerintahan asing mengenakan  pajak perusahaan yang lebih tinggi pada anak perusahaan.[17]
H.  Nilai Tukar mempengaruhi hasil bisnis
1.         Dampak melemah/menguatnya Dolar bagi Importir
a.    Dampak melemahnya Dolar bagi Importir
Diasumsikan bahwa nilai pound pada titik tertentu adalah $2.00. itu berarti dolar bernilai setengah dari pound Inggris. Jika perusahaan AS membutuhkan 1.000.000 untuk membeli pasokan dari pemasok Inggris, ia akan membutuhkan $2.000.000 untuk mendapatkan pound sejumlah tersebut.
Sekarang diasumsikan bahwa pound mengalami penguatan nilai terhadap nilai dolar. Ini berarti bahwa dolar melemah (bernilai lebih sedikit) erhadap pound. Misalnya, diasumsikan nilai 1 pound = $2.02. jumlah dolar yang dibutuhkan adalah $20.000 lebih banyak dari jumlah sebelum apresiasi.
b.    Dampak menguatnya Dolar bagi Importir
Sekarang pertimbangan situasi di pound mengalami depresiasi, atau nilai melemah terhadap dolar. Ini juga berarti berarti dolar menguat terhadap pound. Misalnya, diasumsikan nilai pound adalah $2,00, tetapi berubah menjadi $1,90 pada bulan lalu. Jika perusahaan AS itu membutuhkan 1.000.000, itu memungkinkannya untuk membeli $100.000 lebih sedikit dari yang dibutuhkan sebelum pound terdepresiasi sebesar 5%.
2.         Dampak melemah/menguatnya dolar bagi eksportir
a.    Dampak melemahnya dolar bagi eksportir
Sebagaimana halnya pergerakan nilai tukar mempengaruhi perusahaan impor AS, demikian pula mempengaruhi perusahaan eksportir AS. Jika dolar melemah, perusahaan Inggris dapat memperoleh dolar yang dibutuhkannya dengan pound lebih sedikit. Maka, ia mungkin membeli lebih banyak peralatan dari eksportir AS. Penghasilan perusahaan AS akan meningkat sebagai respons permintaan lebih tinggi atas peralatan yang diproduksinya. Dengan demikian, keuntungan meningkat pula.
b.    Dampak menguatnya dolar bagi eksportir
Saat ini dimana nilai pound terdepresiasi terhadap pound. Dengan menurunnya pound, perusahaan Inggris harus menukar lebih banyak pound Inggris untuk mendapat jumlah dolar yang sama seperti sebelumnya. Itu berarti ia membutuhkan lebih banyak pound untuk membeli peralatan dari AS. Konsekuensinya, ia dapat mengurangi pembelian dari perusahaan AS dan mungkin akan mencari produsen peralatan dari Inggris untuk menghindarkan pembelian dolar.
3.         Hedging terhadap nilai tukar
Perusahaan AS pada umumnya mencoba melakukan hedge, atau perlindungan terhadap pergerakan nilai tukar. Mereka dapat melakukan hedge lebih efektif jika mengetahui beberapa jumlah tertentu yang dibutuhkan atau diterima pada tanggal tertentu di masa mendatang.
a.    Hedging atas pembayaran yang akan datang dalam mata uang Asing
Pertimbangan suatu perusahaan yang berencana membeli pasokan dari Inggris dan memerlukan £1.000.000 dalam 90 hari untuk pembayaranya. Ia dapat menghubungi bank komersial besar yang melakukan pertukaran mata uang dan memohon kontrak forward (forward contract), yang menyatakan pertukaran mata uang akan terjadi pada tingkat nilai tukar tertentu di masa mendatang. Dalam kasus ini, kontrak forward akan menetapkan pertukaran dolar nilai untuk £1.000.000 dalam 90 hari. Dengan kata lain, perusahaan ingin membeli pound 90 hari ke depan.
Bank akan menetapkan nilai forward (forward rate), atau nilai tukar yang akan ditawarkan bank pada suatu titik waktu di masa mendatang. Nilai forward umumnya mendekati nilai tukar spot (spot exchange rate), dimana nilai tukar ditetapkan untuk transaksi sekarang, diasumsikan bank menetapkan nilai forward 90 hari pada $1,80 per pound Inggris. Jika perusahaan menyetujui penetapan ini, ia menyetujui kontrak forward. Itu akan mengunci pembelian £1.000.000 dalam 90 hari untuk $1,80 per pound, atau $1.800.000 untuk £1.000.000. Ketika perusahaan melakukan hedge, hal itu akan mengunci nilai tukar tertentu pada tanggal yang akan datang, tanpa menghiraukan nilai tukar spot sebenarnya pada waktu yang akan datang. Dengan cara ini, perusahaan AS melakukan hedge terhadap kemungkinan pound akan terapresiasi dalam periode itu.
b.    Hedging atas piutang yang akan datang dalam mata uang Asing
Perusahaan AS dapat juga melakukan hedge ketika mereka mengharapkan menerima mata uang asing di masa mendatang. Contohnya, pertimbangan perusahaan AS yang akan menerima £1.000.000 dalam 90 hari. Ia dapat menghubungi bank komersial dan bernegosiasi kontrak forward yang akan menyediakan £1.000.000 kepada bank untuk ditukar dengan dolar. Diasumsikan nilai forward 90 hari adalah $1,80, perusahaan akan menerima $1.800.000 dalam 90 hari (dihitung sebagai $1,80 x £1.000.000). Dengan menggunakan kontrak forward, perusahaan akan mengunci nilai tukar pound terhadap dolar, tanpa menghiraukan nilai spot pada tanggal itu. Dengan cara ini, perusahaan AS melakukan hedge terhadap kemungkinan pound akan terdepresiasi dalam periode bersangkutan.
c.    Keterbatasan Hedging
Keterbatasan utama hedging adalah hedge tidak hanya menutup kemungkinan kerugiian akibat dari pergerakan nilai tukar yang merugikan, tetapi juga dalam pergerakan nilai yang menguntungkan. Misalnya, pikirkan jika contoh awal dimana perusahaan mengunci nilai forward $1,80 untuk pembelian pound 90 hari ke depan. Jika nilai tukar spot 90 hari $1,70 perusahaan akan lebih baik tanpa hedge. Bagaimanapun, ia berkewajiban memenuhi kontrak forward dengan menukar dolar untuk pound pada nilai tukar forward $1,80. Contoh ini menggambarkan mengapa banyak perusahaan AS melakukan hedge hanya jika transaksi bisnis internasional di masa mendatang akan mendapat pengaruh merugikan akibat pergerakan nilai tukar.[18]




















III.         PENUTUP
Lingkungan bisnis adalah keseluruhan hal-hal mengenai keadaan eksternal yang berpengaruh terhadap perusahaan.Macam lingkungan bisnis: lingkungan yang berpengaruh langsung dan Lingkungan yang berpengaruh tidak langsung. Kinerja perusahaan dapat dipengaruhi  pada tiga faktor ekonomi:
1.    Pertumbuhan ekonomi
2.    Inflasi
3.    Tingkat suku bunga
Faktor yang mempengaruhi harga pasar:
1.    Pendapatan konsumen
1.    Preferensi konsumen
2.    Biaya produksi
Karakteristik utama yang mempengaruhi hasil bisnis, yaitu:
1.    Permintaan industri
2.    Persaingan industri
3.    Lingkungan tenaga kerja
4.    Lingkungan peraturan
Lingkungan global dapat mempengaruhi nilai suatu bisnis suatu perusahaan.Cara utama suatu perusahaan dalam melaksanakan bisnis adalah
1.    Impor
2.    Ekspor
3.    Investasi asing langsung
4.    Aliansi strategis
Faktor yang mempengaruhi bisnis internasional meliputi budaya, sistem ekonomi, kondisi ekonomi, pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, dan risiko politik.

IV.          DAFTAR PUSTAKA

1.      H. Basri, Bisnis Pengantar, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2005
2.      Jeff Madura, Pengantar Bisnis Buku I, PT Salemba Emban Patria, Jakarta, 2001
3.      M. Husni Mubarok, Pengantar Bisnis, Kudus: Nora Media Enterprise, 2010



[1] M. Husni Mubarok, Pengantar Bisnis, Kudus: Nora Media Enterprise, 2010, hal. 79
[2] Ibid., hal. 79-81
[3]Log cit., hal 81
[4] Jeff Madura, Pengantar Bisnis Buku I, PT Salemba Emban Patria, Jakarta, 2001, hal. 113-114
[5]M. Husni Mubarok, Log Cit., hal. 81
[6]Jeff Madura,Op Cit., hal. 115-116
[7]M. Husni Mubarok, Op Cit., hal. 81-82
[8] Ibid., hal 83
[9] Jeff Madura, Op Cit., hal. 129
[10] M. Husni mubarok, Op cit., hal. 83-84
[11]Ibid., hal 84-85
[12] Jeff Madura, Op Cit., hal. 146
[13] Log Cit., hal. 85
[14] Ibid., hal. 86
[15] H. Basri, Bisnis Pengantar, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2005, hal. 41-42
[16] Op Cit., hal. 86-87
[17] Ibid., hal. 88-90
[18] Ibid., hal. 90-93

Tidak ada komentar:

Posting Komentar